Pages - Menu

Minggu, 12 Juni 2011

OTITIS MEDIA AKUT (OMA)

Definisi
Radang akut telinga tengah yang terjadi terutama pada bayi atau anak yang biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas.

Penyebab
Kuman penyebab Otitis Media Akut adalah bakteri pirogenik seperti : Streptokokus hemolitikus, Pneumokokus atau Hemofilus influenza.

Gambaran klinik
Keluhan dan gejala yang timbul tergantung dari stadium OMA yaitu :
1. Stadium oklusi tuba
2. Stadium hiperemis
3. Stadium supurasi
4. Stadium perforasi
5. Stadium resolusi

Gejala OMA adalah :
1. Anak gelisah atau ketika sedang tidur tiba-tiba terbangun, menjerit sambil memegang telinganya.
2. Demam dengan suhu tubuh yang tinggi dan kadang-kadang sampai kejang.
3. Kadang-kadang disertai dengan muntah dan diare

Diagnosis
Tanda OMA adalah :
1. OMA Stadium oklusi tuba
Pemeriksaan otoskopik tampak membran timpani suram, refleks cahaya memendek dan menghilang.
2. OMA Stadium hiperemis
Pemeriksaan otoskopik tampak membran timpani hiperemis dan udem serta refleks cahaya menghilang.
3. OMA Stadium supurasi
Keluhan dan gejala klinik bertambah hebat. Pemeriksaan otoskopik tampak membran timpani menonjol keluar (bulging) dan ada bagian yang berwarna pucat kekuningan.
4. OMA Stadium perforasi
Anak yang sebelumnya gelisah menjadi lebih tenang, demam berkurang. Pada pemeriksaan otoskopik tampak cairan di liang telinga yang berasal dari telinga tengah. Membran timpani perforasi.
5. Stadium resolusi
Pemeriksaan otoskopik, tidak ada sekret/ kering dan membran timpani berangsur menutup.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan OMA disesuaikan dengan hasil pemeriksaan dan stadiumnya.
1. Stadium oklusi tuba
a. Berikan antibiotik selama 7 hari:
§ Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x sehari atau
§ Amoksisilin: Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x sehari atau
§ Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x sehari
b. Obat tetes hidung nasal dekongestan
c. Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi
d. Antipiretik

2. Stadium hiperemis
a. Berikan antibiotik selama 10 – 14 hari :
§ Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x sehari atau
§ Amoksisilin: Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x sehari atau
§ Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x sehari
b. Obat tetes hidung nasal dekongestan maksimal 5 hari
c. Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi
d. Antipiretik, analgetik dan pengobatan simtomatis lainnya

3. Stadium supurasi
a. Segera rawat apabila ada fasilitas perawatan.
Berikan antibiotika ampisilin atau amoksisilin dosis tinggi parenteral selama 3 hari. Apabila ada perbaikan dilanjutkan dengan pemberian antibiotik peroral selama 14 hari.
b. Bila tidak ada fasilitas perawatan segera rujuk ke dokter spesialis THT untuk dilakukan miringotomi.

4. Stadium perforasi
a. Berikan antibiotik selama 14 hari
b. Cairan telinga dibersihkan dengan obat cuci telinga Solutio H2O2 3% dengan frekuensi 2 – 3 kali


Sumber: Departemen Kesehatan RI, 2007, Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007, Cetakan Tahun 2008, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar